Hukum:

Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktek (Edisi Revisi)

Pengarang:
Ny. Retnowulan Sutantio, SH.
Iskandar Oeripkartawinata, SH.

ISBN 978-979-538-483-0

Cetakan:
I / 2019

Tebal:
XIX + 459

Harga
Rp 137,000,-


Deskripsi Singkat:

Materi yang dibahas dalam buku ini adalah perpaduan dari teori dan praktek pengadilan. Penulis telah berusaha memadukan teori hukum acara perdata dengan pengadilan. Masalah-masalah yang sering terjadi dalam praktek dan menimbulkan banyak kesulitan, telah dikupas secara menyeluruh dan mendalam.

Dalam buku ini dilampirkan pula contoh-contoh tentang cara mengajukan perlawanan terhadap putusan perstek, perlawanan pihak ketiga terhadap sita jaminan dan sita eksekutorial, serta contoh-contoh tentang cara menyusun memori banding dan memori kasasi. Untuk memudahkan para pembaca, juga dilampirkan pasal-pasal dari H.I.R. yang mengatur Hukum Acara Perdata. Selain itu juga dilampirkan kedua Peraturan Mahkamah Agung dan Surat Edaran Mahkamah Agung tentang Peninjauan-kembali putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap dan dilampirkan Surat Edaran Mahkamah Agung yang berisi penjelasan mengenai pengalihan kewenangan mengadili sengketa sewa-menyewa perumahan dari Kantor Urusan Perumahan pada Pengadilan Negeri. Sebagai tambahan juga dilampirkan Undang-Undang Tentang Mahkamah Agung dan Undang-Undang Tentang Peradilan Umum sebagai bahan perbandingan.

Buku ini sangat cocok dipakai sebagai pedoman bagi rekan-rekan hakim, dosen Hukum Acara Perdata, para Advokat dan Pengacara, para Mahasiswa, serta para pencari keadilan pada umumnya.


Daftar Isi:

Kata Sambutan Prof. R. Subekti S.H., Guru Besar Hukum Perdata   | v

Kata Sambutan Adi Andojo, Soetjipto, S.H., Ketua Pengadilan Tinggi Bandung   | vi

Kata Pengantar   | vii

Kata Pengantar Cetakan Keenam   | viii

Kata Pengantar Cetakan Ketujuh   | ix

Kata Pengantar Cetakan Kedelapan   | x

Kata Pengantar Cetakan Kesembilan   | x

Kata Pengantar Cetakan Kesepuluh   | xi

Kata Pengantar Cetakan Kesebelas   | xi

Kata Pengantar Edisi Revisi   | xii

Daftar Isi   | xiii

 

Bab I. Pendahuluan   | 1

       1.    Pengertian Hukum Acara Perdata   | 1

       2.    Sifat Hukum Acara Perdata   | 2

       3.    Hukum Acara Perdata Positif   | 5

       4.    Sejarah singkat terbentuknya H.I.R.   | 7

 

Bab II. Cara Mengajukan Gugatan   | 9

       1.    Pengertian permohonan dan gugatan   | 9

       2.    Perihal kekuasaan mutlak dan kekuasaan relatif    | 10

       3.    Perihal gugat lisan dan tertulis   | 14

       4.    Perihal para pihak yang berperkara, perwakilan orang, badan hukum dan negara   | 17

 

Bab III. Perihal Acara Istimewa   | 21

1.    Pengertian gugur dan perstek   | 21

2.    Cara pemberitahuan putusan perstek   | 26

3.    Keharusan pengunduran sidang apabila salah seorang tergugat pada sidang pertama tidak datang   | 27

4.    Cara mengajukan perlawanan terhadap putusan perstek   | 29

 

Bab IV. Perihal Pemeriksaan Dalam Sidang Pengadilan   | 34

1.  Sifat dan arti kata perdamaian diperbandingkan dengan perdamaian di luar sidang   | 34

2.    Perihal jawaban tergugat, gugat-ginugat dan eksepsi   | 36

3.    Perihal menambah atau mengubah surat gugat   | 45

4.    Pengikutsertaan pihak ketiga dalam proses   | 48

5.    Perihal kumulasi gugatan dan penggabungan perkara   | 53

 

Bab V. Perihal Pembuktian   | 56

1.    Arti dan prinsip pembuktian serta alat-alat bukti   | 56

2.    Bukti Surat:

    Pengertian dan kedudukan surat biasa, akta otentik dan akta dibawah tangan   | 60

3.   Bukti Saksi-saksi:

Siapa yang dapat diajukan sebagai saksi, pengertian testimonium de auditu, pengertian unus testis nullus testis   | 67

4.   Persangkaan-persangkaan:

Pembuktian dengan persangkaan-persangkaan Pengertian persangkaan undang-undang dan persangkaan hakim   | 74

5.   Pengakuan:

Pengakuan di depan dan di luar sidang serta pengertian pengakuan yang tidak boleh dipisah-pisah   | 77

6.   Bukti Sumpah:

Cara dan penggunaan sumpah penambah. sumpah pemutus dan sumpah penaksir, serta akibatnya terhadap putusan   | 81

 

Bab VI. Tindakan Sebelum dan Selama Sidang   | 92

1.    Cara pemanggilan pihak-pihak, petugas dan kewajib­annya   | 92

2.    Arti dan makna sita jaminan   | 94

3.    Sita conservatoir, sita revindicatoir, sita marital dan pandbeslag   |  96

 

Bab VII. Perihal Putusan Hakim   | 106

1.    Macam-macam putusan Hakim dan fungsinya   | 106

2.    Isi minimum dan sistematik surat putusan   | 108

 

Bab VIII. Perihal Putusan Yang Dapat Dilaksanakan Terlebih Dahulu   | 116

       Putusan yang dapat dilaksanakan terlebih dahulu   | 116

 

Bab IX. Perihal Menjalankan Putusan Hakim (Eksekusi)  | 126

       Pelaksanaan putusan dan cara pelaksanaannya   | 126

 

Bab X. Perihal Upaya-Upaya Hukum   | 138

       Upaya hukum biasa dan upaya hukum luar biasa   | 138

 

Bab XI. Perihal Banding   | 143

       Banding   | 143

 

Bab XII. Perihal Kasasi   | 158

       Kasasi   | 158

 

BAB XIII. Perlawanan Terhadap Sita Jaminan Dan Sita Eksekutorial   | 170

1.    Tidak merasa berhutang, harta disita   | 170

2.    Kemungkinan banding dan kasasi   | 173

3.    Pelawan yang benar: sita diangkat   | 174

4.   Azas bahwa pelaksanaan putusan dilakukan atas perintah dan di bawah pimpinan ketua pengadilan negeri yang memutus perkara dan pengecualiannya   | 175

5.    Salah penafsiran dalam praktek   | 177

6.  Perlawanan pada asasnya tidak menangguhkan ekse­kusi dan pengecualiannya   | 179

7.    Siapa yang berhak untuk menangguhkan eksekusi   | 179

8.    Perlawanan yang diajukan oleh tersita   | 182

9.  Pemegang gadai bukan pemilik dan tidak dibenarkan mengajukan perlawanan pihak ketiga   | 183

10. Pemegang hipotik dan credietverband tak berhak pula untuk mengajukan perlawanan pihak ketiga   | 184

11. Perlawanan yang diajukan oleh tersita dan perlawanan pihak ketiga juncto gugat balasan   | 184

12. Perlawanan pihak ketiga juncto Undang-undang Per­kawinan  | 187

 

Bab XIV. Perihal Peninjauan Kembali Putusan Pengadilan   | 189

1.    Lembaga Peninjauan kembali dari masa ke masa   | 189

2.   Lembaga Peninjauan kembali setelah berlakunya Undang-undang No. 14 Tahun 1985   | 192

 

Bab XV. Perihal Pengaruh Lampau Waktu   | 202

Pengaruh lampau waktu terhadap gugatan dan perbedaan

antara kedaluwarsa dan lampau waktu   | 202

 

Daftar Pustaka   | 207

 

 

Lampiran I: Contoh-contoh surat kuasa:

1. Surat kuasa untuk mengajukan gugatan mengenai utang piutang  | 209

2. Surat kuasa untuk membela sebagai tergugat dalam perkara "referte"   | 210

3. Surat kuasa yang diberikan oleh suatu badan hukum untuk membela sebagai tergugat mengenai utang piutang   | 211

4. Surat kuasa untuk mengajukan gugatan perlawanan terhadap putusan perstek dengan disertai mengajukan gugat balasan   | 212

5. Surat kuasa untuk mengajukan gugatan perlawanan pihak ketiga (derden verzet) terhadap sita jaminan/sita eksekutorial   | 213

6. Surat kuasa yang diberikan oleh pemberi kuasa yang tidak pandai menulis untuk mengajukan gugatan mengenai warisan   | 214

7. Surat kuasa yang diberikan oleh para pemberi kuasa untuk membela  sebagai tergugat-tergugat dengan disertai mengajukan gugat balasan   | 216

8.  Surat kuasa limpahan sebagian untuk mewakili sebagai tergugat   | 217

9.  Surat kuasa limpahan seluruhnya untuk membela sebagai tergugat  | 218

10. Surat kuasa untuk mengajukan permohonan banding   | 219

11. Surat kuasa untuk mengajukan permohonan banding hanya     terhadap putusan dalam rekompensi   | 220

12.  Surat kuasa untuk membela sebagai terbanding   | 221

13.  Surat kuasa untuk mengajukan permohonan kasasi   | 222

14.  Surat kuasa untuk membela sebagai tergugat dalam tingkat kasasi  | 223

 

Lampiran II:

Contoh Surat permohonan   | 224

 

Lampiran III:

Contoh Surat gugatan   | 225

 

Lampiran IV:

Contoh Surat Jawaban   | 227

 

Lampiran V:

a.   Contoh surat jawaban disertai gugat balasan dan eksepsi   | 228

b.   Contoh perlawanan terhadap putusan perstek   | 231

c.   Contoh perlawanan pihak ketiga terhadap sita jaminan   | 234

d.   Contoh perlawanan pihak ketiga terhadap sita eksekutorial   | 236

e.   Contoh Memori/risalah banding   | 238

f.    Contoh Memori/risalah kasasi   | 240

 

Lampiran VI:

Surat-surat Edaran Mahkamah Agung (S.E.M.A) tentang:

1.    Surat Kuasa khusus S.E.M.A No. 2/1959 tgl. 19-1-1959, jis No.         5/1962 tgl. 20-7-1962 No. 10/1964 tgl 30-4-1964, No. 01/1971 tgl. 23-1-1971    | 243

2.   Cara pelaksanaan sita atas barang-barang yang tidak bergerak S.E.M.A No. 2/1962 tgl. 25-4-1962    | 248

3.  Gagasan menganggap Burgerlijk Wetboek tidak sebagai Undang-Undang S.E.M.A No. 3/1963 tgl. 5-9-1963    | 249

4.  Penghapusan Sandera (gijzeling) S.E.M.A No. 2/1964 tgl. 22-1-1964 jo No. 04/1975 tgl. 1-12-1975 (berikut lampiran penetapan Mahkamah Agung tgl. 6-2-1975 No. 951 K/Sip/1974)    | 251

5.  Penyelesaian perkara mengenai sewa-menyewa rumah S.E.M.A No. 5/1964 tgl. 5-3-1964 jis. No. 6/1964 tgl. 9-3-1964, No. 18/1964 tgl. 17-12-1964 No. 2/1982 tgl. 4-5-1982    | 258

6.    Putusan verstek S.E.M.A No. 9/1964 tgl. 13-4-1964    | 281

7.  Putusan yang dapat dijalankan lebih dahulu (uitverbar bij voor-aad) S.E.M.A No. 13/1964 tgl. 10-7-1964, jis No. 5/1969 tgl. 2-    6-1969 No. 03/1971 tgl. 17-5-1971, No. 06/1975 tgl. 01-12-1975 No. 03/1978 tgl. 01-4-1978    | 283

8.   Putusan provisionil S.E.M.A No. 4/1965 tgl. 30-12-1965, jo No. 16/1969 tgl. 11-10-1969    | 290

9.   Permohonan peninjauan kembali putusan/gugatan secara "request-civiel"; S.E.M.A No. 6/1967 tgl. 29-9-1967    |  292

10. Pemberitahuan tentang belum dapatnya dijalankan Peraturan Mahkamah Agung No. 1 tahun 1969 karena beberapa hal: S.E.M.A No. 18/1969 tgl. 23-10-1969   | 293

11. Pemeriksaan perkara oleh Majelis Hakim: S.E.M.A No. 02/1975 tgl. 28-8-1975   | 294

12.  Peraturan Mahkamah Agung R.I. No. 1 tahun 2000 tentang Lembaga Paksa Badan   | 295

13.  Putusan Serta Merta (Uitvoerbaar Bij Vooraad) dan Provisional S.E.M.A No. 3 tahun 2000   | 299

14. Permasalahan Putusan Serta Merta (Uitvoerbaar Bij Vooraad) dan Provisionail S.E.M.A No. 4 tahun 2001)   | 311

15.  Penanganan Perkara Yang Berkaitan dengan Asas Nebis In Idem S.E.M.A No. 3 tahun 2002   | 313

 

Lampiran VII:

Peraturan-peraturan Mahkamah Agung tentang:

1.  Permohonan kasasi dan risalah kasasi Peraturan No. 1 tahun 1963 tgl. 1-10-1963   | 315

2.  Peninjauan kembali putusan/gugatan secara "request-viciel": Peraturan No. 1 Tahun 1969 tgl. 19-7-1969, jis No. 1 Tahun 1971 tgl. 30-11-1971, No. 1 Tahun 1976 tgl. 30-7-1976, jis No. 1 Tahun 1980 tgl. 1-12-1980, No. 1 Tahun 1982 tgl. 11-3-1982, jo. S.E.M.A No. 7 Tahun 1982, tgl. 1-12-1980   | 317

3.  Tata Cara Pelaksanaan Putusan Arbitrase Asing No. 1 Tahun 1990   | 321

4.   Peraturan Mahkamah Agung R.I No. 1 Tahun 1971   | 325

5.   Peraturan Mahkamah Agung R.I No. 1 Tahun 1976   | 327

6.   Peraturan Mahkamah Agung R.I No. 1 Tahun 1980 Tentang Peninjauan Kembali Putusan Yang Telah Memperoleh Kekuatan Hukum Yang Tetap   | 329

7.   Peraturan Mahkamah Agung R.I No. 1 tahun 2001 Tentang Permohonan Kasasi Perkara Perdata Yang Tidak Memenuhi Persyaratan Formal   | 343

 

Lampiran VIII:

Undang-Undang tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman (UU No. 14 Tahun 1970)   | 346

 

Lampiran IX:

Undang-Undang 1947 No. 20 (Pengadilan, Peradilan Ulangan, Peraturan Peradilan Ulangan di Jawa dan Madura)   | 364

 

Lampiran X:

Undang-Undang Mahkamah Agung   | 369

 

Lampiran XI:

Undang-Undang Peradilan Umum   | 404

 

Lampiran XII. H.I.R.   | 429

Pemberdayaan Pengadilan Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga Damai (eks Pasal 130 HIR/154 RBg) SEMA No. 1 tahun 2002   | 458


© C.V. Mandar Maju 2005 - 2024 (v.3.1.6). All Rights Reserved.